Datasheet Ic LM555

LM555

Nadya & Ghulam: Siswa SD Pembuat Gelas Braille Untuk Tunanetra


“Ayo, tuangkan airnya ke dalam gelas. Tuangkan saja, sambil menutup mata,” kata Nadya penuh keyakinan. Temannya, Ghulam pun ikut meyakinkan.
Perlahan air dituang ke gelas. Tak lama setelah gelas penuh, bunyi alarm keluar dari gelas itu. Itu tandanya air sudah penuh. Walaupun mata kita tertutup, tapi dengan gelas itu kita bisa tahu air yang dituangkan sudah cukup di dalam gelas.
Gelas canggih tersebut adalah hasil kreasi Muhammad Ghulam Farras dan Nadya Almaas Lutfiahardha Arief, siswa SD Muhammadiyah Manyar, Gresik yang menjadi finalis National Young Inovator Award (NYIA) ke-4 yang diadakan LIPI pada 3-4 Oktober tahun ini dengan karyanya berjudul “Gelas Braille: Sebuah solusi untuk tunanetra sekaligus sebagai penerapan perpindahan energi listrik menjadi energi bunyi.”
“Dengan gelas ini, orang buta bisa menuang air ke dalam gelas dengan lebih mudah. Tidak perlu takut gelasnya terlalu penuh. Kalau air sudah hampi penuh, maka gelas akan berbunyi. Orang buta pun bisa tahu kalau gelas sudah hampir penuh,” kata Nadya di Gedung LIPI, Jakarta (3/10).
Gelas Braille dibuat dengan komponen sederhana sehingga Nadya dan Ghulam pun bisa melakukannya. Komponen yang membuat gelas berbunyi diambil dari speaker boneka. Bagian ini dibuka, kemudian kutub positif dan negatifnya diidentifikasi, lalu disambungkan ke kawat besi menggunakan kabel.
Kawat besi punya lengkungan sehingga bisa disematkan di bibir gelas. Bagian bawah gelas lalu disambungkan dengan bahan karton ataupun plastik. Bagian speaker boneka ditempatkan di bawah bagian sambungan itu.
Dalam inovasi lebih lanjut, Nadya dan Ghulam mendesain agar speaker dan kawat bisa dilepas sehingga penderita tunanetra tak perlu membawa gelas ke mana-mana, cukup komponen speakerdan kawat pengaitnya saja.
Ide Awal
Gelas Braille ini sudah dibuat sejak 2 tahun yang lalu. Saat Nadya membaca buku Louis Braille, ide cemerlang itu muncul. Ia ingin membuatkan gelas khusus bagi tuna netra.
“Orang buta bisa membaca lewat huruf braille lalu aku kepikiran , bagaimana kalau dia mau minum, mereka tidak tahu gelasnya sudah terisi penuh atau belum,” ujar Nadya
Nadya mengungkapkan, “Saya waktu itu baca buku tentang Louis Braile. Lalu, saya baca, orang buta sulit sekali untuk menuang air ke dalam gelas. Bayangkan kalau misalnya airnya terlalu penuh, lalu tumpah, orang butanya terpeleset dan gagar otak bagaimana? Lalu, saya buat gelas ini.”
Nadya ingin membantu tuna netra lewat gelas khusus buatannya. Ia butuh sensor bunyi di gelasnya. Itu berarti Nadya butuh alat yang terhubung dengan listrik.  Ia meminta bantuan temannya yang mahir elektronika, yaitu Ghulam Farras. Mereka bekerja sama mewujudkan penelitian.
Ghulam mengusulkan agar mengambil alat penghasil bunyi yang ada di dalam boneka. Lalu, ia menempelkan alat itu di gelas Braille. Ghulam merangkai alat itu sedemikian rupa sehingga bisa bekerja dengan maksimal. Maka jadilah gelas Braille.
Ghulam mengatakan, butuh waktu hanya satu minggu untuk membuat gelas unik ini. Ia mengaku bahwa inovasi ini sudah memenangkan penghargaan lomba di tingkat Gresik sebelum diikutkan di kompetisi NYIA LIPI. Ghulam tidak menyangka inovasinya masuk babak final. Ia berharap, gelas ciptaannya benar-benar bisa membantu banyak penderita tunanetra.

Sentuhan Insinyur Indonesia di Boeing 787 Dreamliner


Pesawat penumpang super keren Boeing 787 Dreamliner memang buatan Amerika Serikat, tapi ada sentuhan insinyur Indonesia di dapur pembuatan pesawat itu. Ada sekitar 4 insinyur Indonesia yang 
terlibat dalam pembuatan pesawat tersebut, salah satunya adalah Bram Djermani.
Di Boeing ada sekitar 32 orang lebih orang Indonesia. Yang di 787 Dreamliner itu ada sekitar 4 orang dari Indonesia,” ujar Bram Djermani (5/10).
Bram bergabung dengan tim bagian produksi. Sedangkan 3 insinyur Indonesia lainnya bergabung dengan tim planning engineer, liaison engineer dan stress engineer. Mereka bersama hampir 500 orang lainnya dipercaya Boeing untuk terlibat dalam pembuatan hingga pengiriman pesawat.
Ayah 3 anak ini bergabung dengan Boeing sejak 2008 lalu sehingga dia telah membidani lahirnya Dreamliner yang pertama hingga yang terbaru. Baginya apa yang telah dilakukannya menjadi kebanggan tersendiri. Maklum, dia telah bergabung dengan perusahaan pesawat kelas dunia bersama orang-orang dari berbagai negara. Apalagi pesawat yang ditanganinya merupakan salah satu pesawat tercanggih dengan teknologi modern.
“Seharusnya Indonesia juga bisa begitu, bisa memproduksi dan mendeliver pesawat buatan sendiri ke customer. Untuk suatu negara yang besar, seharusnya Indonesia bisa independen dengan memenuhi transportasi negeri sendiri,” sambung Bram.
Menurutnya, ada banyak insinyur asal Indonesia yang tersebar di perusahaan pesawat berbagai negara. Para insinyur itu meninggalkan Indonesia lantaran tidak ada wadah bagi mereka di Tanah Air untuk berkreasi.
“Bukan kita tidak peduli dengan industri di dalam negeri, tapi karena memang wadahnya tidak tersedia. Kita belum melihat ada upaya pemerintah untuk lebih menguatkan PT Dirgantara Indonesia (DI). Pemerintah seharusnya punya komitmen dulu terhadap pembangunan industri strategis,” tutur Bram.
Dia mengatakan, dulu Malaysia belajar banyak soal teknologi dari Indonesia. Namun kini Negeri Jiran itu malah terlihat lebih antusias untuk mengembangkan industri strategis. “Dan mereka menarik orang-orang Indonesia,” sambung pria 40 tahun ini.
Bram yakin, jika Indonesia punya komitmen untuk mengembangkan industri pesawat, hal itu bisa dilakukan. Putra-putri bangsa ini banyak yang mengantongi kemampuan dan pengalaman yang bisa dibagi dan disalurkan untuk menumbuh-kembangkan industri itu. “Kalau ada kemauan pasti ada jalan,” ucapnya.
Bram lahir di Jerman 12 November 1970. Ayahnya adalah salah satu dari 16 insinyur PT DI yang dulunya masih bernama Nurtanio. Karena kedekatannya dengan pesawat membuat dia ingin berkecimpung di dunia pembuatan burung besi.
SD hingga SMA dijalani Bram di Jakarta. Mengingat dia berasal dari jurusan IPS saat SMA, ketika kuliah dia mengambil Ekonomi di Universitas Trisakti. Namun dia tidak bisa mengesampingkan keinginannya yang kuat untuk menjadi ‘koki’ di ‘dapur’ pesawat sehingga memutuskan meninggalkan Trisakti dan mengambil jurusan Industri di AS.
“Saya lalu kuliah di University of Toledo. Kalau di Indonesia kan umumnya kalau dari sosial larinya ke sosial. Di luar negeri, saya yang latar belakangnya sosial belajar di ekstakta tidak kesulitan karena benar-benar mempelajari dasarnya. Ada teori lalu aplikasi,” papar Bram.
Sebelum bergabung dengan Boeing di tahun 2008, selama 8 tahun Bram menimba ilmu di General Motor dan Crafter. Namun dia tidak akan selamanya berkecimpung di ‘dapur’ pesawat. Karena itu dia bermimpi untuk membangun perusahaan sendiri. Perusahaan yang mampu menarik banyak karyawan sehingga menciptakan lapangan kerja bagi banyak orang.
Bram adalah salah satu orang yang percaya tidak ada yang tidak mungkin. Selama seseorang mau berusaha dan belajar, kemungkinan besar apa yang diinginkan bisa didapatkan. Karena ikhtiar adalah tugas manusia. Seperti yang pernah dikatakan sastrawan Brazil Paulo Coelho, ‘Jika kau menginginkan sesuatu, maka seluruh alam semesta akan bersatu membantumu.’
Sumber: detiknews.com

Sentuhan Insinyur Indonesia di Boeing 787 Dreamliner


Pesawat penumpang super keren Boeing 787 Dreamliner memang buatan Amerika Serikat, tapi ada sentuhan insinyur Indonesia di dapur pembuatan pesawat itu. Ada sekitar 4 insinyur Indonesia yang 
terlibat dalam pembuatan pesawat tersebut, salah satunya adalah Bram Djermani.
Di Boeing ada sekitar 32 orang lebih orang Indonesia. Yang di 787 Dreamliner itu ada sekitar 4 orang dari Indonesia,” ujar Bram Djermani (5/10).
Bram bergabung dengan tim bagian produksi. Sedangkan 3 insinyur Indonesia lainnya bergabung dengan tim planning engineer, liaison engineer dan stress engineer. Mereka bersama hampir 500 orang lainnya dipercaya Boeing untuk terlibat dalam pembuatan hingga pengiriman pesawat.
Ayah 3 anak ini bergabung dengan Boeing sejak 2008 lalu sehingga dia telah membidani lahirnya Dreamliner yang pertama hingga yang terbaru. Baginya apa yang telah dilakukannya menjadi kebanggan tersendiri. Maklum, dia telah bergabung dengan perusahaan pesawat kelas dunia bersama orang-orang dari berbagai negara. Apalagi pesawat yang ditanganinya merupakan salah satu pesawat tercanggih dengan teknologi modern.
“Seharusnya Indonesia juga bisa begitu, bisa memproduksi dan mendeliver pesawat buatan sendiri ke customer. Untuk suatu negara yang besar, seharusnya Indonesia bisa independen dengan memenuhi transportasi negeri sendiri,” sambung Bram.
Menurutnya, ada banyak insinyur asal Indonesia yang tersebar di perusahaan pesawat berbagai negara. Para insinyur itu meninggalkan Indonesia lantaran tidak ada wadah bagi mereka di Tanah Air untuk berkreasi.
“Bukan kita tidak peduli dengan industri di dalam negeri, tapi karena memang wadahnya tidak tersedia. Kita belum melihat ada upaya pemerintah untuk lebih menguatkan PT Dirgantara Indonesia (DI). Pemerintah seharusnya punya komitmen dulu terhadap pembangunan industri strategis,” tutur Bram.
Dia mengatakan, dulu Malaysia belajar banyak soal teknologi dari Indonesia. Namun kini Negeri Jiran itu malah terlihat lebih antusias untuk mengembangkan industri strategis. “Dan mereka menarik orang-orang Indonesia,” sambung pria 40 tahun ini.
Bram yakin, jika Indonesia punya komitmen untuk mengembangkan industri pesawat, hal itu bisa dilakukan. Putra-putri bangsa ini banyak yang mengantongi kemampuan dan pengalaman yang bisa dibagi dan disalurkan untuk menumbuh-kembangkan industri itu. “Kalau ada kemauan pasti ada jalan,” ucapnya.
Bram lahir di Jerman 12 November 1970. Ayahnya adalah salah satu dari 16 insinyur PT DI yang dulunya masih bernama Nurtanio. Karena kedekatannya dengan pesawat membuat dia ingin berkecimpung di dunia pembuatan burung besi.
SD hingga SMA dijalani Bram di Jakarta. Mengingat dia berasal dari jurusan IPS saat SMA, ketika kuliah dia mengambil Ekonomi di Universitas Trisakti. Namun dia tidak bisa mengesampingkan keinginannya yang kuat untuk menjadi ‘koki’ di ‘dapur’ pesawat sehingga memutuskan meninggalkan Trisakti dan mengambil jurusan Industri di AS.
“Saya lalu kuliah di University of Toledo. Kalau di Indonesia kan umumnya kalau dari sosial larinya ke sosial. Di luar negeri, saya yang latar belakangnya sosial belajar di ekstakta tidak kesulitan karena benar-benar mempelajari dasarnya. Ada teori lalu aplikasi,” papar Bram.
Sebelum bergabung dengan Boeing di tahun 2008, selama 8 tahun Bram menimba ilmu di General Motor dan Crafter. Namun dia tidak akan selamanya berkecimpung di ‘dapur’ pesawat. Karena itu dia bermimpi untuk membangun perusahaan sendiri. Perusahaan yang mampu menarik banyak karyawan sehingga menciptakan lapangan kerja bagi banyak orang.
Bram adalah salah satu orang yang percaya tidak ada yang tidak mungkin. Selama seseorang mau berusaha dan belajar, kemungkinan besar apa yang diinginkan bisa didapatkan. Karena ikhtiar adalah tugas manusia. Seperti yang pernah dikatakan sastrawan Brazil Paulo Coelho, ‘Jika kau menginginkan sesuatu, maka seluruh alam semesta akan bersatu membantumu.’
Sumber: detiknews.com

Mahasiswa EDS UI Juara Asean Youth Capacity Building Programme Debate Competition


Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dari unit kegiatan mahasiswa English Debate Society (EDS) kembali menorehkan prestasi di kancah internasional dengan berhasil menjadi juara dalam Asean Youth Capacity Building Programme Debate Competition yang diselenggarakan pada 25-28 September 2011 di Bandung, Jawa Barat.
Mahasiswa UI yang mewakili Indonesia adalah Roderick JM Sibarani dari Fakultas Ekonomi (FE) UI, Adlini Ilma Ghaisany dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI, dan Dennys Victor Kappa (FISIP UI).
Ketiga mahasiswa ini berhasil menjadi juara setelah menyisihkan tim Thailand di putaran final. Selain Thailand, para peserta ASEAN Youth Capacity Building Programme Debate Competition juga berasal dari Malaysia, Singapura, Filipina, Laos, dan Kamboja.
Kepala Kantor Komunikasi UI, Vishnu Juwono mengatakan bahwa Asean Youth Capacity Building Programme Debate Competition adalah bagian dari Konferensi Internasional Lingkungan Tunza yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
Tujuan dari program kompetisi debat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan membangun keahlian debat kaum muda di tingkat ASEAN, untuk isu-isu perubahan iklim, ekonomi hijau dan gaya hidup ramah lingkungan, dengan harapan dapat memperkuat arus perhatian dunia terhadap tema-tema penting tersebut, yang merupakan tema dari pertemuan RIO + 20.
Selanjutnya diharapkan bahwa program ini akan memperkuat kerja sama regional negara-negara ASEAN untuk meningkatkan kapasitas kaum muda, serta meningkatkan kesadaran kaum muda serta masyarakat luas untuk isu-isu tersebut.
Kompetisi ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berdebat para pemuda di negara-negara Asean mengenai isu perubahan iklim dan dapat memberikan kontribusi dalam menggalakan upaya pencegahan perubahan iklim atau ekonomi hijau.
Di tahun ini, English Debate Society (EDS) UI juga berhasil meraih gelar 3rd Best Speaker EFL (English As Second Language) dalam debat bahasa Inggris. “Itu adalah lomba debat paling prestisius tingkat dunia, yaitu World Universities Debating Championship (WUDC) 2011 di University of Botswana,” ujar Vishnu.

Elli Arianti: Guru Madrasah Pembuat Mikroskop Dari Botol Plastik

Dalam proses belajar mengajar di sekolah, khususnya pelajaran IPA di laboratorium, dibutuhkan alat-alat pendukung seperti mikroskop. Namun, mikroskop merupakan alat pembelajaran yang relatif mahal. Pengadaan di sekolah tidak sebanding dengan banyaknya jumlah siswa.

Untuk menyiasati kondisi itu, Elli Arianti (43), guru biologi Madrasah Aliyah Negeri Model Banda Aceh, membuat mikroskop sendiri dari botol plastik.

“Prinsip kerja mikroskop ini adalah pembesaran obyek yang dilakukan dua lensa cembung, yaitu lensa obyektif di dekat preparat (obyek renik yang diamati) dan lensa okuler untuk pengamatan di dekat mata,” kata Elli.

Lewat kreasi inovatifnya, Elli menerima penghargaan sebagai pemenang pertama Lomba Karya Ilmiah Guru (LKIG) bidang Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta.

”Siswa membutuhkan mikroskop untuk belajar biologi mengenai sel dan susunan jaringannya,” katanya. Di sisi lain, ketersediaan mikroskop di sekolah tempatnya mengajar sangat terbatas.

Menurutnya, mikroskop optik yang mahal. Selain jumlahnya sangat terbatas, juga rentan rusak. Sesuai ketentuan, siswa yang merusakkan alat harus mengganti.

”Itu hambatan yang sering dirasakan siswa ketika harus mengamati benda kecil dengan mikroskop optik. Mereka menjadi tidak bisa leluasa,” kata dia.

Elli menemukan inspirasi mikroskop dari botol plastik sudah lama. Namun, ia baru merancang teknik pembuatannya pada Juli 2011. Inspirasi ini ia peroleh saat mengamati botol kemasan plastik berisi air yang ternyata menyebabkan benda di belakangnya terlihat lebih besar.

Elli memanfaatkan tetesan air bersih di permukaan lapisan botol plastik untuk membentuk lensa cembung yang digunakan sebagai lensa obyektif untuk mengamati preparat.

Sebelumnya, Elli juga mempelajari fungsi air yang dapat digunakan sebagai lensa. Secara fisika, air memang dapat digunakan sebagai lensa cembung untuk memperbesar obyek. Mikroskop ini kemudian disertakan dalam LKIG yang diadakan LIPI.

Potongan plastik

Untuk membuat mikroskop rekaan Elli, digunakan botol plastik kemasan minuman yang memiliki sedikitnya tiga alur horizontal melingkar. Bagian alur cembung pertama dan ketiga dipotong secara horizontal.

”Dari potongan yang semula berbentuk tabung, dipotong lagi pada satu bagian melintang secara vertikal sehingga menjadi lembaran,” kata Elli.

Lembaran itu disisihkan sebagian. Caranya, dengan memotong lekukan pertama dan ketiga hingga dua pertiga bagian. Pemotongan ini menyisakan satu alur di tengah yang tetap menyatu dengan sepertiga bagian yang semula.

”Alur yang ada di tengah dari hasil pemotongan itu nantinya ditekuk dan dimanfaatkan untuk membentuk lensa okuler,” lanjutnya.

Pembuatan lensa okuler dilakukan dengan cara membentuk lubang transparan di antara warna hitam. Warna hitam diperoleh dengan mewarnai plastik dengan menggunakan spidol permanen.

Pada mikroskop, lensa obyektif ataupun lensa okuler sama-sama merupakan lensa cembung. Lensa obyektif menghasilkan bayangan semu, terbalik, dan diperbesar. Bayangan akhir yang makin diperbesar, posisinya sama dengan obyek yang diamati, dapat diperoleh melalui lensa okuler.

Sel bawang merah

Elli mempraktikkan penggunaan mikroskop dari botol plastik untuk mengamati sel bawang merah. Sebanyak 36 siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Banda Aceh menguji coba mikroskop ini.

”Siswa terampil membuat dan menggunakan untuk mendapatkan hasil pengamatan sel dengan jelas,” kata Elli.

Lapisan kulit ari bawang merah dibuat setipis mungkin, kemudian ditempatkan sebagai preparat pada bagian luar lensa obyektif dari lapisan plastik botol tersebut.

Pada lapisan dalam ditetesi air bersih sehingga membentuk lensa cembung. ”Pengamatan sel bawang merah dengan cara diarahkan ke sumber cahaya,” jelas Elli.

Cahaya yang cukup pada preparat berguna untuk memperoleh hasil pengamatan sel yang terpisah satu sama lain. Lazimnya mikroskop, fungsi pencahayaan diatur oleh lensa kondensor.

”Mikroskop ini juga digunakan untuk pengamatan spora sebagai alat reproduksi tumbuhan perintis lumut,” kata Elli.

Meskipun belum diukur kemampuan pembesarannya, mikroskop sederhana dari botol plastik kemasan minuman ini bisa menjadi alternatif pengganti mikroskop secara murah dan mudah. Selain bisa mendalami pelajaran biologi, kepercayaan diri siswa pun makin meningkat.

Sumber: Kompas

Muhamad Iman Usman: Pendiri Indonesian Future Leaders, Penerima Youth Achiever Recognition Award dari PBB


Membantu sesama seharusnya menjadi sebuah aktivitas yang lazim ditemui. Sejak seorang manusia dilahirkan, sejatinya ia membutuhkan manusia lainnya. Fakta-fakta sosial menyedihkan yang terjadi di antara masyarakat dan ditengah lambannya birokrasi para pemangku kebijakan disinyalir mendorong munculnya kesadaran bersama pada anggota masyarakat untuk berkomitmen memberdayakan sesama.
Aksi sosial ini biasanya berawal dari inisiatif seorang individu atau komunitas. Bentuknya berupa penggalangan dana, penyaluran bantuan untuk korban bencana, untuk orang terlantar yang tak terjamah negara, atau untuk berlanjutnya pendidikan anak-anak bagi keluarga yang kurang mampu. Bahkan untuk mengatasi berbagai masalah sosial yang terjadi di masyarakat yang memerlukan penanganan segera.
Muhamad Iman Usman, seorang anak muda kelahiran Padang, 21 Desember 1991, melalui blog-nya Indonesian Future Leaders (IFL) telah memberikan manfaat pada 32 ribu orang, khususnya anak muda. Mengenai prestasinya melalui blog tersebut, Iman mendapatkan penghargaan Microsoft Bloggership Termuda 2011.
Ia mendirikan Indonesian Future Leaders pada tahun 2009, sebuah organisasi kepemudaan non profit yang bertujuan untuk memberdayakan anak muda untuk mampu membuat perubahan yang konstruktif dan menjadi solusi bagi berbagai permasalahan sosial.
Di  Indonesian Future Leaders, ia memimpin beberapa program layanan masyarakat, pembangunan kapasitas kaum muda yang secara rutin digelar, seperti Children Behind Us, SEAChange, IFL Goes to School, Speak Up! dan pemberian berbagai pelatihan serta seminar.
Atas berbagai aktivitas dan perhatiannya dalam pemberdayaan pemuda dan pembangunan kapasitas kaum muda Indonesia untuk menjadi pemimpin masa depan yang berkualitas serta memiliki kepedulian terhadap persoalan sosial di sekitarnya, sejak tahun 2008 hingga 2011 telah banyak penghargaan yang diraih Iman, baik nasional maupun internasional.
Pada tahun 2008, Presiden RI pernah memberikan penghargaan sebagai Pemimpin Muda Indonesia 2008 dan menjadi Mondialogo Junior Ambassador untuk dialog antarbudaya oleh Daimler dan UNESCO.
Bersama 9 anak muda dari seluruh dunia, ia menerima Youth Achiever Recognition Award dan terpilih sebagai Penasehat Remaja United Nations Populations Fund Indonesia sebagai peserta paling muda di Youth Advisory Panel.
Selain menjadi icon Majalah Gatra 2010 dan menjadi Duta Muda ASEAN, mahasiswa berprestasi FISIP Universitas Indonesia kategori Non Akademik tahun 2009 ini juga penerima penghargaan sebagai Global Changemaker oleh British Council 2010. Serta masih banyak deretan penghargaan pada Iman, seperti Global Teen Leader di Amerika Serikat 2011.
Untuk kontak hubungi Iman di email: imanusman@gmail.com atau twitter @imanusman
Sumber: KickAndy.com, imanusman.com



Kisah Berpisahnya ruh dari Jasad


Dalam sebuah hadith daripada Aisyah r.a katanya, "Aku sedang duduk bersila di dalam rumah. Tiba-tiba Rasulullah S.A.W datang dan masuk sambil memberi salam kepadaku. Aku segera bangun kerana menghormati dan memuliakannya sebagaimana kebiasaanku di waktu baginda masuk ke dalam rumah. Nabi S.A.W bersabda, "Duduklah di tempat duduk, tidak usahlah berdiri, wahai Ummul Mukminin." Maka Rasulullah S.A.W duduk sambil meletakkan kepalanya di pangkuanku, lalu baginda berbaring dan tertidur.

Maka aku hilangkan uban pada janggutnya, dan aku dapat 19 rambut yang sudah putih. Maka terfikirlah dalam hatiku dan aku berkata, "Sesungguhnya baginda akan meninggalkan dunia ini sebelum aku sehingga tetaplah satu umat yang ditinggalkan olehnya nabinya." Maka aku menangis sehingga mengalir air mataku jatuh menitis pada wajah baginda.
Baginda terbangun dari tidurnya seraya bertanya, "Apakah sebabnya sehingga engkau menangis wahai Ummul Mukminin?" Masa aku ceritakan kisah tadi kepadanya, lalu Rasulullah S.A.W bertanya, "Keadaan bagaimanakah yang hebat bagi mayat?" Kataku, "Tunjukkan wahai Rasulullah!"

Rasulullah S.A.W berkata, "Engkaulah katakan!," Jawab Aisyah r.a : "Tidak ada keadaan lebih hebat bagi mayat ketika keluarnya mayat dari rumahnya di mana anak-anaknya sama-sama bersedih hati di belakangnya. Mereka sama-sama berkata, "Aduhai ayah, aduhai ibu! Ayahnya pula mengatakan: "Aduhai anak!"
Rasulullah S.A.W bertanya lagi: "Itu juga termasuk hebat. Maka, manakah lagi yang lebih hebat daripada itu?" Jawab Aisyah r.a : "Tidak ada hal yang lebih hebat daripada mayat ketika ia diletakkan ke dalam liang lahad dan ditimbuni tanah ke atasnya. Kaum kerabat semuanya kembali. Begitu pula dengan anak-anak dan para kekasihnya semuanya kembali, mereka menyerahkan kepada Allah berserta dengan segala amal perbuatannya." Rasulullah S.A.W bertanya lagi, "Adakah lagi yang lebih hebat daripada itu?" Jawab Aisyah, "Hanya Allah dan Rasul-Nya sahaja yang lebih tahu."

Maka bersabda Rasulullah S.A.W : "Wahai Aisyah, sesungguhnya sehebat-hebat keadaan mayat ialah ketika orang yang memandikan masuk ke rumahnya untuk emmandikannya. Maka keluarlah cincin di masa remaja dari jari-jarinya dan ia melepaskan pakaian pengantin dari badannya. Bagi para pemimpin dan fuqaha, sama melepaskan serban dari kepalanya untuk dimandikan.
Di kala itu rohnya memanggil, ketika ia melihat mayat dalam keadaan telanjang dengan suara yang seluruh makhluk mendengar kecuali jin dan manusia yang tidak mendengar. Maka berkata roh, "Wahai orang yang memandikan, aku minta kepadamu kerana Allah, lepaskanlah pakaianku dengan perlahan-lahan sebab di saat ini aku berehat dari kesakitan sakaratul maut." Dan apabila air disiram maka akan berkata mayat, "Wahai orang yang memandikan akan roh Allah, janganlah engkau menyiram air dalam keadaan yang panas dan janganlah pula dalam keadaan sejuk kerana tubuhku terbakar dari sebab lepasnya roh," Dan jika merea memandikan, maka berkata roh: "Demi Allah, wahai orang yang memandikan, janganlah engkau gosok tubuhku dengan kuat sebab tubuhku luka-luka dengan keluarnya roh."

Apabila telah selesai dari dimandikan dan diletakkan pada kafan serta tempat kedua telapaknya sudah diikat, maka mayat memanggil, "Wahai orang yang memandikanku, janganlah engkau kuat-kuatkan dalam mengafani kepalaku sehingga aku dapat melihat wajah anak-anakku dan kaum keluargaku sebab ini adalah penglihatan terakhirku pada mereka. Adapun pada hari ini aku dipisahkan dari mereka dan aku tidakakan dapat berjumpa lagi sehingga hari kiamat."
Apabila mayat dikeluarkan dari rumah, maka mayat akan menyeru, "Demi Allah, wahai jemaahku, aku telah meninggalkan isteriku menjadi janda, maka janganlah kamu menyakitinya. Anak-anakku telah menjadi yatim, janganlah menyakiti mereka. Sesungguhnya pada hari ini aku akan dikeluarkan dari rumahku dan meninggalkan segala yang kucintai dan aku tidak lagi akan kembali untuk selama-lamanya."

Apabila mayat diletakkan ke dalam keranda, maka berkata lagi mayat, "Demi Allah, wahai jemaahku, janganlah kamu percepatkan aku sehingga aku mendengar suara ahliku, anak-anakku dan kaum keluargaku. Sesungguhnya hari ini ialah hari perpisahanku dengan mereka sehingga hari kiamat."

Mobil ku sayang Mobil ku hilang

Layout dan Tata Letak Driver Motor

Layout Driver Motor


Tata Letak driver Motor

Layout dan Tata Letak Sensor 8 buah.

Layout Sensor


Tat Letak Sensor

Layout dan Tata Letak LCD

Layout LCD


Tata Letak LCD

Layout dan Tata Letak Sismin ATMega16




Layout Sismin ATMega16



Tata Letak Sismin ATMega16





 


Tugas Sensor

Tugas Sensor

Datasheet TC9122

Datasheet TC9122

Modul Pembangkit Sinyal

Modul Pembangkit Sinyal

Pemandu gelombang

pemandu gelombang

Datasheet ADuC842

Datasheet

Makalah Poligami

AgamaII_Poligami

Makalah Pengertian Hukum Islam

Pengertian Hukum Islam

Uts_Sistem Kendali Digital

UTS_SKD

Tugas Teknik Pulsa

Tugas Teknik Pulsa

Tugas Interface

Tugas InterfacePPI 8255

Tugas Akhir_Penghitung Pengunjung Berbasis UC

TA_Penghitung Ruangan Berbasis UC

PPI 8255

PPI

Jurnal Skripsi Mahasiswa Teknik Elektro-UNJ

Jurnal Skripsi :
Jurnal_metlit

USB Flashdisc Kebal Malware

Saat membaca salah satu tabloid computer, saya tertarik dengan tulisan dengan judul USB Flashdisc kebal malware. Memang saat ini malware banyak menyerang computer kita via USB flashdisc. Nah agar flashdisc kita kebal terhadap malware berikut adalah triksnya konsepnya adalah mencegah pembuatan file autorun.inf langkahnya adalah:
  1. Buat agar windows explorer menampilkan file termasuk file yang di hiden
  2. Buka flashdisc pastikan tidak ada virus
  3. Buat folder baru dengan nama  “autorun.inf


  • Buka folder “autorun.inf” buat file teks dengan notepad dengan nama sembarang. Nama file dibuat dengan jenis font bahasa Jepang, korea atau Cina sekitar 5 karakter huruf. Caranya buka “character map” pilih jenis font  dari salah satu bahasa tersebut jika Anda tidak punya karakter dari tiga bahasa di koleksi font Anda anda bisa gunakan google translate. Copy kemudian rename nama file tersebut.
  • Nama file teks tersebut nantinya akan terlihat kotak-kotak biarkan saja.



  • Flashdisc Anda kini telah aman dari virus. 
Kenapa Aman:
Dengan membuat folder bernama “autorun.inf” flash disc jadi aman karena malware tidak bisa membuat file autorun.inf. Dalam satu folder di windows tidak boleh ada file yang sama bukan? Karena nama file “autorun.inf” sudah kita pakai maka virus tidak bisa memakai nama file tersebut.
Selain itu bisa jadi malware di hapus dari memori. Kebanyakan malware tidak siap dengan kondisi yang sudah kita buat sehingga terjadilah “unhandled exception error” yang akan di hapus dari  memori oleh windows.
Pembuatan nama file teks dengan karakter Jepang, Cina atau Korea ada alasannya.  Malware biasanya tidak mendukung Unicode sehingga karakter2 tadi tetap dianggap karakter windows malwarepun akan gagal mengahpus file ini.
OK selamat mencoba.
Sumber “PCplus”